Setibanya di Kalipaingan, kegiatan dimulai dengan pemujaan
dan dilanjutkan dengan membersihkan sarana dan prasarana upacara. Selanjutnya,
dilakukan pengambilan tirta suci dari 3 sumber mata air, yakni mata air sunan kalijaga, batu lingga dan patra guna, diikuti oleh persembahyangan bersama.
Setelah itu, mereka kembali ke Pura, dan pada malam harinya, dilakukan
persembahyangan bersama lagi. Persembahyangan bersama dilakukan setiap malam
hingga tanggal 10 Maret.
Puncak perayaan Nyepi adalah pawai ogoh-ogoh yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Maret di Pura Kalingga Satya Dharma dan diarak
keliling desa Linggoasri. Menurut kitab Sundari Gama, makna dari upacara
Melasti adalah membersihkan diri dari segala hal yang tidak baik, sebagai
persiapan memasuki tahun baru Saka dengan harapan bisa meningkatkan perbuatan
baik.
Mbah Waris selaku tokoh agama Hindu berharap agar setiap
individu dapat melakukan perbuatan baik yang lebih baik lagi di tahun-tahun
yang akan datang. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga
stabilitas dan kondusifitas keamanan. Tema nasional perayaan Nyepi Tahun Baru
Saka 1946 adalah "Melalui Catur Brata Penyepian Kita Tingkatkan Soliditas
Sebagai Perekat Keberagamaan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI." Oleh karena
itu, penting untuk mewujudkan toleransi dan kerukunan umat beragama.
0 Komentar