Para anak-anak itu dengan antusias memainkan petasan spiritus yang mereka ciptakan dari pipa air dan kaleng susu bekas. Dengan keterampilan mereka, mereka meramu benda-benda tersebut sehingga menghasilkan suara ledakan yang mirip dengan tembakan pistol atau ledakan ban mobil yang meletus.
Tradisi permainan petasan spiritus ini ternyata lumrah di Desa Linggoasri, terutama menjelang bulan Ramadhan. Mereka mengaku bahwa kegiatan ini menjadi hiburan menyambut bulan puasa.
Proses pembuatan petasan spiritus cukup sederhana. Anak-anak tersebut menyemprotkan spiritus ke dalam alat yang mereka buat, lalu menyalakannya. Ada yang menutup telinga saat meledakkan petasan, sementara yang lain berlomba-lomba untuk menghasilkan suara ledakan terkeras. Bagi mereka, ini adalah bentuk hiburan yang mengasyikkan.
Menurut penuturan salah seorang anak bernama Irfan, petasan spiritus biasanya diledakkan saat waktu sahur dan menjelang berbuka puasa. Mereka bahkan menggelar perlombaan untuk menentukan siapa yang bisa menghasilkan ledakan terkuat.
Doni, seorang anak lainnya, menjelaskan bahwa membuat petasan spiritus tidak sulit. Mereka hanya membutuhkan beberapa bahan sederhana seperti pipa air, kaleng bekas, botol pemutih, dan korek api. Dengan sedikit kreativitas, mereka bisa membuat alat yang menghasilkan suara ledakan yang memuaskan.
Meskipun terdengar berisik, bagi mereka, petasan spiritus adalah bagian dari kesenangan dan hiburan sebelum memasuki bulan puasa.
0 Komentar